Posted on

Fifty Shades Darker Bab 2

Dia mengajakku ke sebuah restoran kecil yang sangat intim. “Di tempat ini kita akan bicara dan makan,” Christian menggerutu. “Kita tak punya banyak waktu.” Restoran ini terlihat nyaman bagiku. Kursi terbuat dari kayu, taplak meja linen, dan warna dindingnya merah tua sama dengan ruang bermainnya Christian – cermin kecil berbingkai emas ditempatkan secara acak, lilin […]
Kamu harus log in telebih dahulu atau bergabung Bronze Member, Silver Member or Gold Member untuk dapat membaca postingan ini.