Posted on

Novel Pahlawan Hati Bab 151 – 152

Steven menarik perhatian saat ini, dan dia ragu sejenak, tetapi alasannya masih mengalahkan impulsnya. Dia berkata dengan marah: ‘Aku menyerah!‘ ‘memotong!‘ ‘Memaksa!‘ ‘Sayang sekali!‘ “Sungguh memalukan!” Ledakan omelan dan tawa di tempat itu membuat wajah Steven tersesat. Dia bahkan menyesal keluar hari ini, jika tidak, dia tidak akan terlalu malu. Merasa sangat malu, Steven menjadi […]
Kamu harus log in telebih dahulu atau bergabung Bronze Member, Silver Member or Gold Member untuk dapat membaca postingan ini.