Posted on

Fifty Shades Darker Bab 19

Aku terpukau menatap nyala api itu. Nyala apinya menari-nari dan ujung oranyenya yang terang dirangkai dengan warna biru kobalt di perapian apartemen Christian. Dan meskipun panasnya seperti dipompa keluar dari kobaran api dan selimut yang membungkus bahuku, tapi aku masih merasakan kedinginan. Dinginnya menyusup sampai kedalam tulangku. Aku menyadari suara bisik-bisik, suaranya lirih. Tapi terdengar […]
Kamu harus log in telebih dahulu atau bergabung Bronze Member, Silver Member or Gold Member untuk dapat membaca postingan ini.